Keutamaan Membaca Al-Qur'an di Bulan Ramadhan

Keutamaan Membaca Al-Qur'an di Bulan Ramadhan

Keutamaan Membaca Al-Qur'an di Bulan Ramadhan - Bulan Ramadan adalah peristiwa yang sangat penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain menjadi bulan di mana ibadah puasa dilaksanakan, bulan ini juga merupakan bulan di mana Al-Quran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa keutamaan membaca Al-Quran di bulan Ramadan dan bagaimana hal ini dapat meningkatkan iman orang Islam.

Selama bulan Ramadhan, Nabi Muhammad sering bertadarus Al-Qur'an kepada Malaikat Jibril. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, dijelaskan:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Artinya: Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah saw adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril as menemuinya, dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan, dimana Jibril mengajarkannya Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah saw orang yang paling lembut daripada angin yang berhembus (HR Bukhari).

Menurut Ibnu Rajab al-Hanbali (w 1393 M), seorang ulama terkemuka dalam bidang Aqidah bermazhab Asy'ariyah dan fiqih bermazhab Hanbali, hadits ini menunjukkan bahwa bertadarus Al-Qur'an secara berjamaah pada malam bulan Ramadhan adalah sunnahnya. Menurut Ibnu Rajab dalam kitab Bughyah al-Insan fi Wadza’if Ramadhan:

و دل الحديث أيضا على استحباب دراسة القرآن في رمضان والاجتماع على ذلك، وعرض القرآن على من هو أحفظ له، وفيه دليل على استحباب الإكثار من تلاوة القرآن في شهر رمضان

Artinya: Hadits ini juga menunjukan kesunnahan bertadarus Al-Qur’an pada bulan Ramadhan secara berjamaah. Menyetorkan Al-Qur’an kepada orang yang lebih hafal darinya. Hadits ini sekaligus menunjukkan kesunnahan memperbanyak membaca Al-Qur’an pada bulan Ramadhan (Ibnu Rajab, Bughyah al-Insan fi Wadza’if Ramadhan, halaman 42).

Ibnu Rajab menyatakan bahwa hadits Ibnu Abbas di atas menunjukkan bahwa Rasulullah saw menyerahkan Al-Qur'an kepada Malaikat Jibril pada malam hari selama bulan Ramadhan. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memperbanyak bacaan Al-Qur'an pada malam hari selama bulan Ramadhan.

Ini karena, menurut Bugyah al-Insan fi Wadza’if Ramadhan, halaman 42, waktu malam adalah waktu di mana manusia bebas dari aktivitas sehari-hari, saat keresahan terkumpul, dan saat yang tepat untuk merenung.

Dalam beberapa riwayat, bulan Ramadhan juga menjadi waktu yang istimewa bagi Rasulullah, para sahabatnya, dan para ulama pada umumnya untuk berkonsentrasi pada membaca Al-Qur'an. Saat memasuki bulan Ramadhan, Rasulullah membaca Al-Qur'an lebih banyak dibandingkan malam-malam lainnya.

Ibnu Rajab menyatakan bahwa hadits Ibnu Abbas di atas menunjukkan bahwa Rasulullah saw menyerahkan Al-Qur'an kepada Malaikat Jibril pada malam hari selama bulan Ramadhan. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memperbanyak bacaan Al-Qur'an pada malam hari selama bulan Ramadhan.

Ini karena, menurut Bugyah al-Insan fi Wadza’if Ramadhan, halaman 42, waktu malam adalah waktu di mana manusia bebas dari aktivitas sehari-hari, saat keresahan terkumpul, dan saat yang tepat untuk merenung.

Dalam beberapa riwayat, bulan Ramadhan juga menjadi waktu yang istimewa bagi Rasulullah, para sahabatnya, dan para ulama pada umumnya untuk berkonsentrasi pada membaca Al-Qur'an. Saat memasuki bulan Ramadhan, Rasulullah membaca Al-Qur'an lebih banyak dibandingkan malam-malam lainnya.

Dalam satu riwayat, Hudzaifah, salah seorang sahabat Nabi, mengatakan bahwa Rasulullah membaca surat al-Baqarah, an-Nisa, dan Ali "Imran" saat mereka bershalat bersama-sama pada bulan Ramadhan. Setiap kali dia bertemu dengan ayat yang menunjukkan ancaman, dia berhenti dan berdoa agar dia dilindungi dari ancaman itu.

Dalam riwayat lain, salah satu sahabat Nabi, Qatadah, mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak satu kali setiap minggu selama bulan-bulan normal. Namun, selama bulan Ramadhan, ia ditingkatkan menjadi satu kali setiap tiga hari sekali. Pada malam-malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan, Qatadah mengkhatamkan Al-Qur'an satu kali setiap malam.

Selain itu, diceritakan bahwa selama bulan Ramadhan, Imam Syafi'i mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak enam puluh kali, sementara Imam Malik menghentikan aktivitas mengajarnya untuk berkonsentrasi pada membaca Al-Qur'an.

Syufyan at-Tsauri, yang keilmuannya setara dengan keilmuan Imam empat (Abu Hanifah, Malik, Syafi'i, dan Ahmad bin Hanbal), meninggalkan ibadah sunnah selama bulan Ramadhan untuk berkonsentrasi pada membaca Al-Qur'an.

Ulama ahli hadits dari kalangan tabi'in, Zubaida bin Harits al-Yami, akan mengumpulkan banyak Al-Qur'an ketika memasuki bulan Ramadhan untuk dibaca bersama murid-muridnya. Perhatian ulama untuk membaca Al-Qur'an selama bulan Ramadhan dijelaskan dalam banyak riwayat.

Kesimpulan

Membaca Al-Quran di bulan Ramadan adalah suatu keistimewaan yang luar biasa bagi umat Islam. Selain mendapatkan pahala yang besar, membaca Al-Quran juga membawa berbagai keberkahan dan keuntungan spiritual bagi umat Islam. Oleh karena itu, mari manfaatkan bulan Ramadan ini dengan sebaik-baiknya untuk membaca Al-Quran secara rutin, merenungkan ayat-ayat-Nya, dan memperdalam hubungan spiritual kita dengan Allah SWT.

Semoga artikel ini sesuai dengan kebutuhan Anda! Jika ada yang perlu disesuaikan atau ditambahkan, jangan ragu untuk memberi tahu saya.

Post a Comment

Previous Post Next Post